Palopo – Lemkiranews.Id
Program makan bergizi gratis untuk anak sekolah yang dicanangkan pemerintahan baru Presiden Prabowo menjadi angin segar bagi keluarga Indonesia. Tujuan mulia ini diharapkan mampu meringankan beban ekonomi keluarga sekaligus meningkatkan gizi anak-anak di seluruh pelosok negeri. Namun, di balik niat baik tersebut, ada potensi tantangan besar yang harus diwaspadai, yakni kemunculan mafia pangan.
*Ancaman Mafia Pangan dalam Program Skala Besar*
Mafia pangan adalah kelompok yang memanipulasi distribusi atau pengadaan bahan pangan untuk meraup keuntungan pribadi. Mereka sering memanfaatkan celah dalam sistem distribusi, pengawasan, dan pengadaan pangan berskala besar. Indonesia sendiri memiliki sejarah panjang terkait praktik mafia pangan, mulai dari kasus manipulasi harga beras bersubsidi hingga penguasaan pasokan daging oleh kartel.
Dalam program makan bergizi gratis, ancaman ini semakin nyata mengingat besarnya skala program yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Distribusi makanan bergizi melibatkan banyak pihak, mulai dari produsen bahan pangan, distributor, hingga pengelola program di tingkat sekolah. Tanpa sistem yang transparan dan pengawasan yang ketat, mafia pangan dapat mengambil celah untuk meraup keuntungan dengan cara yang merugikan.
Celah yang Bisa Dimanfaatkan Mafia Pangan
1. Monopoli Pengadaan Bahan Pangan
Mafia pangan dapat menguasai pasokan bahan makanan dengan cara memenangkan tender melalui kolusi. Dengan demikian, mereka memiliki kendali atas harga dan kualitas makanan yang disuplai ke sekolah-sekolah.
2. Manipulasi Kualitas dan Kuantitas
Dalam upaya menekan biaya, mafia pangan bisa mengganti bahan makanan berkualitas tinggi dengan bahan murah yang tidak memenuhi standar gizi. Selain itu, jumlah makanan yang didistribusikan bisa dikurangi tetapi tetap dicatat sesuai anggaran.
3. Kolusi dengan Pejabat Terkait
Mafia pangan sering bekerja sama dengan oknum pejabat untuk mendapatkan akses istimewa dalam sistem pengadaan. Hal ini membuat pengawasan menjadi lemah dan memperbesar peluang penyimpangan.
Langkah Pencegahan
Untuk menghindari terulangnya praktik mafia pangan, diperlukan langkah antisipatif yang komprehensif, seperti:
1. Transparansi Pengadaan dan Distribusi
Semua proses pengadaan bahan pangan harus dilakukan secara terbuka, misalnya melalui platform e-procurement. Pelaporan pengadaan dan distribusi juga harus bisa diakses oleh publik untuk memudahkan pengawasan.
2. Pengawasan Independen
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat, media, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam mengawasi pengadaan dan distribusi makanan. Kelompok pengawas di tingkat sekolah juga dapat dibentuk untuk memastikan makanan yang diterima sesuai standar.
3. Peningkatan Penegakan Hukum
Sanksi tegas harus diterapkan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam praktik mafia pangan. Penegakan hukum yang transparan dan cepat akan memberikan efek jera sekaligus mencegah penyimpangan di masa mendatang.
4. Peningkatan Standar Kualitas Pangan
Pemerintah harus menetapkan standar kualitas bahan makanan yang ketat. Penyedia bahan makanan juga harus memenuhi kualifikasi tertentu dan melalui proses seleksi yang ketat.
5. Kerja Sama dengan Negara Lain
Indonesia bisa belajar dari negara-negara seperti Brasil dan India yang memiliki pengalaman mengelola program makan gratis untuk anak sekolah. Kolaborasi ini dapat memberikan solusi inovatif untuk memperbaiki sistem pengadaan dan pengawasan pangan.
Harapan untuk Masa Depan Program Makan Gratis
Program makan bergizi gratis memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia. Namun, tanpa sistem pengelolaan yang transparan dan pengawasan yang ketat, program ini berisiko disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, semua pihak pemerintah, masyarakat, dan media perlu bekerja sama untuk memastikan tujuan mulia ini tercapai tanpa hambatan.
Dengan upaya bersama, program ini tidak hanya akan meringankan beban ekonomi keluarga, tetapi juga menciptakan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. (Red)
Editor: Syarif Al Dhin.PPWI#