Takalar- Lemkiranews.Id
Puluhan guru dan tenaga pendidik dari SMK Negeri 3 Takalar mendatangi kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jeneponto-Takalar pada Jumat, 25 Januari 2025. Kedatangan mereka bertujuan menyampaikan protes atas kepemimpinan Kepala Sekolah Nur Salam, S.Pd., yang dianggap arogan dan tidak mengayomi.
Dalam pertemuan tersebut, para guru mengajukan tuntutan agar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan segera memutasi Nur Salam dari jabatannya sebagai Kepala Satuan Pendidikan SMK Negeri 3 Takalar. Mereka mengaku tidak nyaman dalam melaksanakan tugas di bawah kepemimpinan yang penuh tekanan, diskriminasi, dan kecurigaan berlebihan.
Beberapa poin utama yang menjadi keluhan para guru meliputi:
1. Sikap kepala sekolah yang dianggap arogan dan tidak mengayomi.
2. Tuduhan pembunuhan karakter dan diskriminasi terhadap guru.
3. Pengelolaan data siswa yang dinilai tidak akurat.
4. Pengambilan lahan unit produksi yang dianggap tidak sesuai aturan.
Salah seorang guru yang hadir menyatakan, “Kami berharap agar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan segera memutasi Pak Nur Salam demi menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan saling menghormati.”
Ketika dikonfirmasi, Kepala SMK Negeri 3 Takalar, Nur Salam, S.Pd., membantah tuduhan tersebut. Ia menyatakan bahwa protes guru mungkin muncul karena ketidaknyamanan terhadap kedisiplinan yang ia terapkan disekolah.
“Kita harus sadar bahwa sebagai pendidik, kita tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga menjadi contoh bagi siswa. Kedisiplinan waktu adalah salah satu bentuk tanggung jawab yang harus kita pegang teguh,” ujar Nur Salam kepada awak media.
Ia juga menambahkan, “Mungkin dalam menekankan kedisiplinan, banyak teman-teman guru yang tidak mampu menerimanya sehingga menilai saya arogan dalam memimpin.”
Salah satu penyebab konflik ini adalah tidak ditandatanganinya Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) beberapa guru oleh kepala sekolah. Selain itu, para guru mengkritik kepala sekolah yang dinilai sering terlambat, meskipun menuntut kedisiplinan dari guru lainnya.
“Masak sih guru bisa terlambat mengajar? Tapi kepala sekolah juga selalu terlambat,” ungkap salah satu guru.
Jika tuntutan mereka tidak segera direspons, para guru mengancam akan melakukan mogok mengajar. Hal ini tentunya berpotensi berdampak negatif pada proses belajar-mengajar dan murid yang menjadi korban.
Dalam klarifikasinya pada Senin, 27 Januari 2025, Nur Salam menyatakan bahwa ia tidak keberatan jika tuntutan tersebut mendapat perhatian dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Iqbal Najamuddin, S.E.
“Jika tuntutan itu dibenarkan oleh Kadisdik , Kepsek harus mengikuti regulasi, mekanisme pimpinan ujarnya;asalkan pengganti saya lebih baik. Jika tidak, imbasnya akan dirasakan oleh murid. Kasihan mereka jika harus menjadi korban,” ujar Nur Salam.
Konflik ini memunculkan harapan agar pihak terkait segera memberikan solusi. Kepala Dinas Pendidikan diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh agar situasi di SMK Negeri 3 Takalar dapat kembali kondusif.
Dengan lingkungan kerja yang lebih sehat dan kolaboratif, diharapkan proses pendidikan di sekolah tersebut dapat berjalan lebih baik tanpa mengorbankan kepentingan siswa. (Red)
Penulis: Syarif Al Dhin
Sumber: Lemkiranews.id