MENANTI TANGAN DINGIN PJ GUBERNUR PROF ZUDAN ARIF   PRAHARA MUTASI, TPP GURU,  DAN MUTASI 

Oleh: Ana Wija To Luwu Mirdan To Supu

MAKASSAR- LEMKIRANEWS.Id

Selamat datang Prof Zudan di negeri para pemberani, di jazirah selatan Sulawesi dengan karakter masyarakat pekerja ulung, pemberani, santun, namun ketika harga dirinya terkoyak mereka rela mati demi prinsip hidup (kualleanna Tallangnga na Toawalie)

Prof Zudan, Pj gubernur sulbar bergeser ke sulsel menahkodai kapal Phinisi, melayari ombak besar sedang menanti.

Prahara cavendish banana, program Pj Gubernur Dr Bahtiar menimbulkan konflik sosial, sebab sulsel merupakan lumbung beras nasional, tiba – tiba merubah arah kapal phinisi menjadi daerah penghasil pisang Ambon putih, tanpa riset mendalam.

Berkaca pada teknologi budidaya dan produksi pisang kualitas export di Davao Mindanao Philipine, tidak semudah simsalabim, mulai pembibitan, penanaman, pemeliharaan, petik buah, angkutan, export, namun yang lebih uniknya dijaga oleh militer untuk memastikan semua dalam proses kendali.

Nah apakah bapak Dr Bahtiar memikirkan itu?

PJ Gubernur sulsel, Prof Zudan Arif, tentu telah membuat telaah dan hipotesis tentang proyek milyaran ini. Lebih arif dan bijak memanfaatkan anggaran yang ada, untuk rekondisi daerah terdampak bencana Alam bayarkan TPP Guru, Sertifikasi guru, dan biaya persiapan PON di Aceh dan Sumatra utara, itu hal yang sangat mendesak.

Bapak Prof Zudan, fenomena mutasi pejabat, menimbulkan dampak psikis sangat negatif, para pejabat tidak konsen bekerja, konflik internal terjadi, waktu kerja tidak produktif, dalam konflik psikis tidak akan menghasilkan kinerja yang optimal.

Persoalan mutasi yang ditinggalkan Dr. Bahtiar, menjadi pekerjaan berat bagi guru besar Prof Zudan, sebab berdampak sampai akar rumput.

Fenomena baru, atlet, coach, pembina dan masyarakat olahraga turun ke jalan, melampiaskan kekecewaan dan kemarahan kepada pemerintahan Dr. Bahtiar, merasa tidak peduli terhadap nasib atlet menuju PON di Aceh dan Sumatra.

Anggaran pelatihan, atlet jelang PON 2024 sangat minim, sementara para pejuang olahraga ini diberi beban begitu berat.

Beberapa kasus atlet sulsel pindah ke provinsi lain karena mereka merasa tidak dihargai.

Sebagai pembanding, sukses kontingen Pon X sulsel di jakarta 1981 ranking IV terbaik di luar jawa, sukses kontingen Sulsel, 2008 di Kaltim masuk 10 besar.

Apa kunci sukses kontingen PON sulsel ketika itu?

Seluruh atlet, pelatih, pembina, pemerintah, TNI Polri, Universitas, tokoh masyarakat, pencinta olahraga, menyatu untuk kehormatan Sulawesi Selatan.

Anggaran pembinaan olahraga sulsel sangat minim, sementara anggaran bidang lain sangat besar.

Terkadang kita menyepelekan olahraga, namun di satu sisi, kita mengharap bangsa ini berdiri teguh, kokoh, sejajar bangsa lain.(*)

Risal
Author: Risal

Pemimpin Umum /Pemimpin Redaksi Lemkiranews.id

Pos terkait