Pangkep Kepulauan,Lamkiranews.Id
Sebuah kabar membanggakan datang dari Kepulauan Pamantauang, wilayah terluar Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Amhar, S.Pd.Gr., seorang penduduk asli Pamantauang, kini dipercaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Pangkep. Sekolah ini terletak di kawasan strategis namun terpencil, yang berbatasan langsung dengan empat provinsi: Sulawesi Barat di utara, Kalimantan Selatan di barat, Jawa Timur di selatan, dan tentu saja Sulawesi Selatan sebagai induk wilayah administratifnya.
Amhar menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya Kepala Dinas Pendidikan, atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Baginya, penunjukan ini bukan hanya kehormatan pribadi, tetapi juga wujud pengakuan terhadap kapasitas sumber daya manusia lokal di kepulauan.
“Sebagai putra asli yang berdomisili di Pamantauang, saya merasa ini adalah amanah besar. Saya ingin membawa semangat perubahan dan kemajuan pendidikan meskipun kami berada di wilayah terluar dengan segala keterbatasan,” ujar Amhar kepada media pada Jum’at (18/4/2025).
Saat ini, SMA 14 Pangkep tercatat memiliki 91 siswa sesuai data Dapodik. Ujian akhir semester enam pun telah rampung dilaksanakan. Amhar berharap siswa-siswinya dapat lulus dengan nilai yang signifikan dan mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri.
“Kami memiliki semangat tinggi di tengah keterbatasan, terutama dalam akses listrik dan teknologi. Karena itu, kami sangat berharap adanya dukungan moril dan perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,” tambahnya.
Dari total 91 Siswa ,peserta ujian akhir, terdiri atas 35 siswa siswi , dan 8 tenaga kependidikan lainnya, termasuk guru 27 ASN dan Non ASN 13 , rombongan belajar 6 (rombel). Kondisi ini menjadi potret betapa pendidikan di daerah kepulauan berjalan dengan dedikasi luar biasa, meski jauh dari fasilitas yang biasa ditemukan di daratan utama.
Semangat dan harapan dari SMA 14 Pangkep menjadi gambaran bahwa pendidikan di kepulauan bukanlah batas, melainkan jembatan masa depan—selama ada komitmen dan keberpihakan dari semua pihak.
Oke, ini bagian penutup artikel dengan menambahkan harapan ke depan yang disampaikan oleh Amhar, sekaligus memperkuat pesan dan semangat dari wilayah kepulauan:
Ke depan, Amhar berharap agar pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan di wilayah kepulauan, tidak hanya melalui pengadaan fasilitas fisik, tetapi juga dukungan teknologi dan peningkatan kapasitas tenaga pendidik.
“Kami di kepulauan bukan hanya butuh gedung sekolah, tapi juga butuh akses internet, pelatihan guru, serta pemerataan fasilitas belajar seperti yang dinikmati di daratan. Siswa kami punya semangat, hanya perlu kesempatan yang sama,” ungkapnya.
Ia juga berharap agar program afirmasi masuk perguruan tinggi bagi siswa kepulauan diperkuat, agar anak-anak Pamantauang/ Pulau Kalmas ,bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa harus terhalang keterbatasan biaya dan akses informasi.
Amhar yakin, dengan dukungan yang tepat, SMA 14 Pangkep bisa mencetak generasi unggul dari ujung negeri. Ia menegaskan, keterpencilan geografis bukanlah hambatan bagi lahirnya prestasi, selama semua pihak saling bergandengan tangan. (Red)
#Editor:Syarif Al Dhin#