MENCARI NAHKODA DI TENGAH BENCANA ALAM SULAWESI SELATAN

Oleh: Ana ‘Wija To Luwu’ Mirdan To Supu.

MAKASSAR- LEMKIRANEWS.Id

Sepenggal syair lagu Pasha Ungu.

Andai kutahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon
Tuhan jangan
Kau ambil nyawaku.

Negeri ku berduka, tanah luwu nan subur, tanah leluhur ku, sebuah negeri yang tersohor hingga manca negara, penghasil rempah-rempah yang menjadi mahknik kolonial datang di negeri Sawerigading, saat ini dirundung duka.

Banjir bandang, melanda hampir seluruh daratan di wilayah tanah luwu selatan.

Derasnya air, memutus mata rantai kehidupan rakyat luwu bagian selatan; Larompong, suli, belopa, Bupon, hingga bencana tanah longsor di hulu tanah luwu perbatasan gunung Latimojong.

Luwu berduka!
Mengingatkan saya, syair lagu Ebiet G. Ade “Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu bangga dengan dosa-dosa”

Penggalan syair Ebiet, mengingatkan masa kecil saya, di tanah luwu nan rindang, kicauan burung di rerimbunan dahan, angin sepoi seakan memanggilku kembali ke masa silam luwu yang damai.

Namun keserakahan manusia, telah merusak ekosistem alam tanah luwu, wanua na patowo alena.

Seleksi alam, di tengah bencana alam berkecamuk, Sulawesi Selatan sedang mencari pemimpin, mencari Nakhoda kapal induk, seleksi alam Gubernur di jazirah selatan sulawesi.

Calon gubernur sulsel mulai berjibaku, menebar alat peraga kampanye; baliho, spanduk, pamflet, banner dll

Berbagai metode publikasi, namun ada beberapa sosok calon gubernur, langsung turun ke berbagai lokasi bencana alam.

Satu diantaranya, Andi Sudirman Sulaeman (ASS) Sang petahana, memilih terjun langsung berbagi suka duka ke tanah luwu, Enrekang dan toraja, serta wilayah sulsel yang sedang dilanda bencana, calon gubernur yang lainpun; NH, IAS, DP dll, berjuang demi kemanusiaan dengan caranya masing – masing, berbagi untuk kemanusiaan.

Mencari Nahkoda sulsel di tengah bencana, menjadi seleksi alam bagi calon pemimpin sulsel, rakyat akan menilai mana pemimpin yang benar benar berjuang untuk kehidupan rakyat, bukan sekadar popularitas, dan kepentingan elektoral semata.

Duka luwu duka sulsel, tangisan Indonesia, menelitik kementrian pertanian yang dinakhodai Andi Amran Sulaeman (AAS) terjun langsung ke lokasi bencana berbagi suka, menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Perhatian pemerintah Sulawesi Selatan PJ Gubernur, kadis pendidikan, berhasil tiba di lokasi bencana, melihat sekolah terdampak, memastikan proses PBM berjalan di tengah tangisan duka rakyat luwu raya.

Bantuan kemanusiaan dinas pendidikan telah tiba di tanah luwu, turut meringankan beban derita rakyat terdampak, bukti nyata bahwa duka tanah luwu adalah duka kita semua.

Selamatkan tanah luwu dari bencana alam.

Saatnya rakyat luwu raya sadar, bahwa bencana alam ini adalah efek dari perbuatan penebangan hutan lindung di hulu sungai tanah luwu.

Memilih Nakhoda sulsel tahun 2024, menjadi seleksi alam, calon gubernur yang mau hidup di tengah penderitaan rakyat berpeluang besar, menjadi pemenang kontestasi memimpin negeri para pemberani dan pelaut ulung, Sulawesi Selatan.(*)

Risal
Author: Risal

Pemimpin Umum /Pemimpin Redaksi Lemkiranews.id

Pos terkait