Lutim Menuju Panggung Nasional: Dari Bumi Batara Guru, Menulis Masa Depan Indonesia

Oplus_131072

LUWU TIMUR, Lemkiranews.id — Puncak peringatan Hari Jadi ke-22 Kabupaten Luwu Timur yang digelar di Lapangan Pendidikan, Senin (19/5/2025), menjelma menjadi peristiwa monumental. Mengusung tema “Dari Bumi Batara Guru, Kita Menulis Masa Depan”, perayaan ini bukan sekadar selebrasi, tetapi menjadi deklarasi arah baru pembangunan dan investasi strategis Sulawesi Selatan.

Hadir dalam kemeriahan yang sarat makna ini, Menteri Pertanian RI H. Andi Amran Sulaiman dan Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman membawa lebih dari sekadar sambutan. Mereka datang dengan komitmen konkret, harapan besar, dan dukungan riil bagi Luwu Timur—kabupaten yang kini tengah melesat sebagai tulang punggung pangan dan industri masa depan Indonesia Timur.

“Masyarakat Luwu Timur ini memang luar biasa. Produksi mereka bukan hanya untuk dalam negeri, tapi sudah go internasional,” puji Menteri Amran, sembari menyerahkan bantuan senilai Rp.27 miliar untuk penguatan sektor pertanian dan irigasi.

Empat komoditas unggulan Lutim—sawit, lada, kakao, dan rumput laut—telah membuktikan diri sebagai kekuatan ekspor. Keberhasilan ini tak hanya mengangkat perekonomian lokal, tetapi juga menempatkan Lutim sebagai pemain penting di pasar global.

Momentum ini semakin diperkuat dengan penandatanganan tiga kesepakatan investasi strategis:

1. Industri sapi perah dan potong bersama PT Grand Integra Teknologi,

2. Pabrik beras modern dengan CV Menata Citra Selaras,

3. Program hibah aset publik dari PT Vale Indonesia Tbk.

Selain itu, dukungan dari sektor perbankan juga mengalir dalam bentuk bantuan kendaraan operasional untuk menunjang layanan publik. Sinergi ini memperkuat posisi Lutim sebagai magnet investasi baru yang tumbuh dari kekuatan pertanian, potensi industri, dan inovasi sosial.

Dalam sambutannya, Bupati Irwan Bachri Syam menegaskan bahwa usia ke-22 adalah momen transisi dari remaja menuju kedewasaan pembangunan.

“Saya percaya, dengan kekuatan masyarakatnya yang tangguh dan generasi mudanya yang visioner, Luwu Timur akan menjadi kabupaten terdepan, bukan hanya di Tana Luwu, tapi di Sulawesi, bahkan di Indonesia,” tegasnya penuh keyakinan.

Gubernur Andi Sudirman Sulaiman pun menegaskan dukungan Pemprov Sulsel terhadap Lutim sebagai simpul ekonomi strategis, dengan menyerukan kolaborasi lintas sektor dan semangat gotong royong.

“Mari kita wujudkan kolaborasi yang kuat demi masa depan Luwu Timur yang lebih baik,” ujarnya.

Dengan city branding “Lutim Juara” yang baru diluncurkan serta program “Tiga Kartu Sakti” sebagai inovasi pengentasan sosial, Luwu Timur menampilkan wajah baru—optimis, terbuka, dan kompetitif. Ini bukan sekadar perayaan, melainkan pengumuman bahwa dari Bumi Batara Guru, masa depan tengah ditulis, dan Lutim siap menjadi tokoh utama dalam narasi besar pembangunan Indonesia Timur.

Di tengah gegap gempita perayaan, suara dari akar rumput tak kalah penting. Sejumlah tokoh masyarakat Luwu Timur turut menyuarakan harapan dan pandangan mereka tentang arah pembangunan daerah ke depan.

Eng. A. Asrul Nyili Opu To Sau’, tokoh adat dan pemuka masyarakat 12 anak suku Luwu, menekankan pentingnya pembangunan yang tetap berpijak pada nilai kearifan lokal.

“Jangan sampai kita kehilangan jati diri di tengah kemajuan. Lutim harus tetap jadi rumah bagi nilai budaya Batara Guru dan leluhur kita,” ujarnya.

Sementara itu, Nurhasanah, S.Pd, seorang pendidik dan aktivis perempuan dari Kecamatan Malili, berharap pembangunan yang digalakkan tidak melupakan aspek pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan dan generasi muda.

“Pendidikan, akses ekonomi, dan kesehatan harus menjadi prioritas seiring datangnya investasi. Jangan sampai masyarakat hanya jadi penonton,” katanya.

Ir. Basri Tamrin, mantan birokrat dan pemerhati pembangunan Lutim, menyoroti pentingnya keberlanjutan dan pengawasan atas realisasi investasi yang masuk.

“Kita gembira dengan berbagai kerja sama yang ditandatangani, tapi pemerintah harus pastikan semua itu benar-benar memberi manfaat langsung ke masyarakat, bukan hanya investor,” tegasnya.

Para tokoh ini berharap agar semangat “Lutim Juara” tidak berhenti pada slogan, tetapi menjadi gerakan kolektif seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Luwu Timur sebagai kabupaten yang maju, adil, dan berkelanjutan.

Aktivis pemuda Luwu Raya, Syarifuddin yang akrab disapa Syarif Gempar, turut memberi catatan kritis di tengah euforia perayaan hari jadi ke-22. Baginya, kemajuan Luwu Timur harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir elite dan korporasi.

“Jangan hanya investasi yang dibanggakan, tapi pastikan rakyat kecil tidak terpinggirkan. Pembangunan harus menyasar desa-desa yang selama ini tertinggal infrastruktur dan layanan dasar,” tegas Syarif Gempar, yang dikenal vokal memperjuangkan keadilan sosial di Lutim.

Ia juga menyoroti pentingnya peran pemuda dalam proses transformasi daerah, agar tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi turut menjadi motor perubahan.

“Pemuda Lutim hari ini bukan sekadar penonton. Kami ingin terlibat aktif, mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Jangan warisi kami tanah yang rusak oleh tambang, tapi wariskan masa depan yang hijau, adil, dan bermartabat,” lanjutnya.

Syarif juga mendesak agar penguatan sektor pendidikan, pelatihan vokasi, dan peluang kerja menjadi bagian tak terpisahkan dari arah pembangunan jangka panjang di Lutim.

“Lutim jangan hanya jadi penghasil komoditas mentah. Kita butuh industrialisasi berbasis rakyat. Anak-anak muda harus disiapkan untuk mengelola dan mengawasi masa depan daerahnya sendiri,” tutupnya. (Red).

Syarif Aldin
Author: Syarif Aldin

Pos terkait