Makassar – Lemkiranews.Id
Seorang Kuli Tinta menegaskan pentingnya mendidik anak agar terbiasa menghadapi kesulitan sejak dini. Menurutnya, anak yang tidak pernah diajar menghadapi tantangan akan tumbuh menjadi pribadi yang bergantung pada orang lain dan berpotensi menjadi beban, bahkan bagi orang tuanya sendiri.
“Jangan tidak mendidik anak susah, harus diajar. Dia susah lebih dulu,” ujarnya dalam sebuah pernyataan yang kini banyak diperbincangkan, Jum’at (14/2/2025).
Pernyataan ini mendapat perhatian luas karena menyoroti pola asuh yang terlalu memanjakan anak, yang justru dapat berdampak buruk di masa depan.
Kuli Tinta tersebut mengingatkan bahwa anak yang selalu diberi kenyamanan tanpa tantangan akan kesulitan beradaptasi dengan kehidupan nyata. “Anak yang tidak pernah diajar susah masa kecilnya, kemudian hari percayalah, dia pasti akan menyusahkan orang lain. Bahkan orang tuanya sendiri, seolah hidupnya dia akan menyusahkan banyak orang,” tegasnya.
Menurutnya, pola asuh yang selalu memberikan segala sesuatu dengan mudah tanpa membiarkan anak berusaha akan membuat mereka tumbuh dengan mental yang rapuh. Mereka cenderung tidak memiliki daya juang, mudah menyerah, dan kurang mandiri.
Sebaliknya, anak yang dibiasakan menghadapi kesulitan akan memiliki ketahanan mental yang lebih baik. Mereka belajar untuk mencari solusi sendiri, menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri, dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Para ahli parenting menyarankan beberapa langkah bagi orang tua untuk membiasakan anak menghadapi tantangan tanpa membuat mereka merasa terbebani:
Ajarkan Tanggung Jawab Sejak Dini
Memberikan tugas sederhana seperti merapikan tempat tidur atau membantu membersihkan rumah dapat melatih kemandirian anak.
Jangan Selalu Memenuhi Keinginannya
Anak perlu belajar bahwa tidak semua keinginan bisa didapatkan dengan mudah. Misalnya, ajarkan mereka menabung jika ingin membeli sesuatu.
*Beri Kesempatan untuk Menghadapi Kegagalan*
Jangan langsung membantu ketika anak mengalami kesulitan. Biarkan mereka mencoba mencari solusi sendiri agar terbiasa menghadapi tantangan.
*Tanamkan Nilai Kerja Keras*
Melibatkan anak dalam kegiatan yang membutuhkan usaha, seperti berkebun atau berjualan kecil-kecilan, bisa menjadi pengalaman berharga untuk mengajarkan arti perjuangan.
Pernyataan pakar ini mendapat beragam respons dari masyarakat. Sebagian besar orang tua setuju bahwa anak memang perlu diajarkan menghadapi kesulitan agar menjadi pribadi yang kuat.
“Saya setuju. Anak-anak zaman sekarang terlalu dimanjakan. Padahal, kalau mereka tidak diajarkan susah sejak kecil, nanti mereka jadi lemah dan mudah menyerah,” ujar Besse (35), seorang ibu dua anak di Makassar.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa mendidik anak menghadapi kesulitan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, bukan dengan sengaja membuat mereka menderita.
“Kita harus tetap memberikan kasih sayang, tapi juga membiarkan mereka belajar dari tantangan. Bukan berarti kita tega, tapi ini bagian dari pendidikan,” kata Arif (40), seorang ayah di Palopo.
Pernyataan Kuli Tinta ini menjadi pengingat bagi para orang tua bahwa pola asuh yang terlalu memanjakan anak justru bisa berdampak buruk bagi masa depan mereka. Anak yang tidak pernah merasakan kesulitan berisiko tumbuh menjadi pribadi yang tidak mandiri dan menyusahkan orang lain.
Mendidik anak untuk menghadapi kesulitan bukan berarti menelantarkan mereka, tetapi memberi bekal agar mereka siap menghadapi tantangan hidup di masa depan.
Lantas, sudahkah kita sebagai orang tua menyiapkan anak-anak kita menjadi pribadi yang tangguh? (Red)
#Penulis Kuli Tinta Dari Palopo Anggota PPWI #