Palopo, Lemkiranews.id – Situasi keamanan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Di tengah suhu politik yang cukup sensitif, hadir sosok perwira tinggi TNI AL yang langsung turun ke lapangan: Brigjen TNI (Mar) Wahyudi Latief, Komandan Lantamal VI Makassar.
Brigjen Wahyudi tak sekadar mengirim pasukan. Ia sendiri ikut memastikan proses PSU berlangsung tertib dan aman. Kehadirannya di Palopo menjadi bukti komitmen TNI AL dalam menjaga stabilitas demokrasi di wilayah kerja mereka.
“Kami dari Lantamal VI siap membantu pengamanan PSU. Ini bagian dari tugas kami menjaga kedaulatan dan ketertiban,” kata Brigjen Wahyudi di sela-sela kunjungan ke sejumlah titik pengamanan, Sabtu (24/5/2025).
Brigjen Wahyudi adalah lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-45 tahun 1999. Selama lebih dari dua dekade pengabdian, ia telah malang melintang dalam berbagai penugasan strategis—baik di satuan tempur Marinir maupun di lingkungan staf TNI AL.
Ia dikenal sebagai pemimpin yang disiplin, berwawasan luas, dan mampu membangun komunikasi lintas instansi. Kariernya menanjak bukan hanya karena prestasi, tapi juga karena sikap rendah hati yang melekat dalam dirinya.
PSU Palopo menjadi sorotan publik setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan adanya pelanggaran dalam pemilu legislatif sebelumnya. Demi memastikan proses demokrasi berjalan jujur dan adil, berbagai elemen keamanan, termasuk TNI AL, dikerahkan.
Di bawah komando Brigjen Wahyudi, personel Lantamal VI disiagakan di berbagai titik strategis. Tak hanya fokus pada pengamanan, mereka juga turut menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat dan aparat daerah untuk mencegah potensi gesekan.
Meski berpangkat jenderal, Brigjen Wahyudi dikenal dekat dengan prajurit. Ia kerap berdialog langsung dengan anggota di lapangan, memastikan logistik dan moril mereka tetap terjaga. Bahkan di sela kunjungannya di Palopo, ia menyempatkan berdialog dengan warga dan tokoh adat setempat.
“Beliau bukan tipe pemimpin yang hanya duduk di belakang meja. Brigjen Wahyudi turun langsung, mendengarkan, dan memberi solusi,” ujar salah satu tokoh pemuda Palopo yang enggan disebut namanya.
Dalam konteks PSU Palopo, peran TNI memang bukan pada teknis pemilu, melainkan pengamanan. Namun keberadaan sosok Brigjen Wahyudi di lapangan memberi pesan kuat: bahwa demokrasi harus dijaga oleh semua elemen, termasuk militer.
Dengan pengalaman dan ketegasan yang dimilikinya, Brigjen Wahyudi Latief tak hanya menjaga batas laut, tetapi juga turut menjaga keutuhan bangsa dari dalam—dengan hadir di tengah rakyat saat momentum penting seperti PSU berlangsung. (Red)
#editor: Syarif Al Dhin