Heboh! Transfer 80 Ribu BITCOIN Setelah 14 Thn, Diperkirakan Senilai RP139 Triliun – Tersebar Sepanjang Sejarah

Jakarta, LemkiraNewsID – Dunia kripto kembali dihebohkan oleh peristiwa langka yang langsung mencetak rekor sejarah. Sebanyak 80 ribu Bitcoin (BTC), senilai sekitar US$8,6 miliar atau setara Rp139 triliun, dilaporkan berpindah dari sejumlah dompet yang telah tidak aktif selama 14 tahun.

Transaksi masif ini berasal dari delapan dompet kuno yang tidak tersentuh sejak tahun 2011—masa awal Bitcoin yang dikenal sebagai “Era Satoshi”, ketika harga 1 BTC masih di bawah US$4.

Transaksi ini dibagi menjadi beberapa batch masing-masing 10 ribu BTC, dan segera tercatat sebagai pergerakan harian Bitcoin tertua dan terbesar dalam sejarah.

“Ini merupakan pergerakan koin tertua yang paling masif sejauh ini,” ujar Julio Moreno, Kepala Penelitian di CryptoQuant, seperti dikutip dari TechSpot, Senin (7/7/2025).

Untuk konteks, rekor sebelumnya hanyalah sebesar 3.700 BTC, menjadikan transfer kali ini lebih dari dua kali lipat dari pencapaian terdahulu.

Belum diketahui secara pasti siapa pelaku di balik transfer besar ini. Namun, sejumlah pengamat menyampaikan beberapa kemungkinan:

Pengujian ulang kunci pribadi lama: Menurut Conor Grogan, Direktur di Coinbase, kemungkinan besar transfer dilakukan oleh pemilik asli dompet yang ingin memastikan bahwa private key (kunci pribadi) mereka masih berfungsi setelah belasan tahun tidak digunakan.

Pembaruan alamat: Laporan dari Arkham Intelligence menyebut bahwa kemungkinan besar ini adalah migrasi dari format alamat lama (legacy address) ke format baru yang lebih aman, tanpa adanya penjualan atau aktivitas mencurigakan lain.

Kemungkinan pelanggaran keamanan: Meskipun kecil, sebagian pengamat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya peretasan atau kompromi private key, yang jika benar terjadi, bisa menjadi pencurian terbesar dalam sejarah manusia.

“Kalau ini benar-benar hasil peretasan, maka bisa jadi ini adalah pencurian paling fenomenal sepanjang sejarah,” kata Grogan.

Meski jumlah Bitcoin yang ditransfer sangat besar dan berpotensi mengguncang pasar, tidak ditemukan tanda-tanda bahwa BTC tersebut dijual di bursa atau dipindahkan ke alamat exchange. Ini membuat pasar relatif stabil, setidaknya untuk saat ini.

Bitcoin yang dipindahkan ini dulunya dibeli atau ditambang saat harga BTC masih sangat murah—sekitar US$2 hingga US$4 per koin. Artinya, nilai total 80 ribu BTC saat itu tidak lebih dari Rp5 miliar, dan kini bernilai lebih dari Rp139 triliun.

Inilah sebabnya banyak yang menyebut dompet semacam ini sebagai “harta karun digital terlupakan”. Kebanyakan pemilik dompet era awal sering kali kehilangan akses karena lupa password atau kehilangan kunci pribadi.

Peristiwa ini memicu diskusi hangat di kalangan komunitas kripto dan analis keamanan blockchain. Selain mengungkap betapa pentingnya menjaga keamanan dompet digital, kejadian ini juga memperlihatkan bagaimana sistem blockchain bisa mencatat dengan transparan pergerakan aset digital, tanpa benar-benar mengungkap identitas pemiliknya.

Transfer Bitcoin sebesar 80 ribu BTC dari dompet tak aktif sejak 2011 ini mencetak sejarah sebagai pergerakan koin tertua dan terbesar di dunia kripto. Apakah ini pertanda pemilik lama kembali, sekadar pembaruan sistem keamanan, atau justru sinyal ancaman keamanan digital?

Yang jelas, dunia blockchain sekali lagi membuktikan bahwa ia tak pernah lepas dari kejutan — dan setiap transaksi besar selalu menyimpan cerita misterius di balik deret angka. (Red)

 

Syarif Aldin
Author: Syarif Aldin

Pos terkait