MAKASSAR – LEMKIRANEWS.Id
Pelaksanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) setiap tahun selalu memunculkan polemik dan mendapatkan sorotan banyak pihak. Orang tua yang anaknya tidak diterima di sekolah negeri banyak yang mengeluh. Katanya wajib belajar, tetapi mau menyekolahkan anak saja susah. Belum lagi biaya sekolah makin mahal. Itulah keluhan mayoritas orang tua pada saat PPDB.
Menurut Kami Kepada sekolah SMAN 16 Makassar Muhammad Yusuf saat dikonfirmasi lewat Warshapnya hari Sabtu Malam pukul 21,30 Wita.
ada beberapa faktor faktor yang menyebabkan munculnya polemik saat PPDB. (1) masih adanya pola pikir negeri minded. Orang tua merasa bangga kalau dapat menyekolahkan anaknya di sekolah negeri. Masih ada orang tua yang menilai mutu sekolah negeri lebih baik dari sekolah swasta sehingga sekolah swasta dianggap sebelah mata.
(2) masih adanya mindset sekolah favorit dan non favorit. Pemerintah sebenarnya tidak mendikotomikan atau melabeli sekolah favorit dan non favorit. Tetapi di lingkungan masyarakat label tersebut sudah lama muncul. Sebuah sekolah dilabeli sebagai sekolah favorit biasanya dikaitkan lulusannya yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit dan terkenal, mutu gurunya yang bagus, mutu sarana-prasarananya yang memadai, dan lokasi sekolah yang strategis.
Orang tua yang berasal dari ekonomi mapan berani membayar mahal asal anaknya masuk sekolah negeri favorit. Pendaftar ke sekolah favorit selalu membludak, melebihi kuota yang telah ditentukan. Bahkan jauh-jauh hari sebelum dibuka PPDB, sudah ada waiting list. Hal ini yang kadang mengundang potensi pelanggaran terhadap aturan PPDB.
Lanjut Muhammad Yusuf,dan yang lebih Miris lagi .? Mendapat percakapan Warshapnya melalui Kepada media ini, dengan sangat lantang menuding SMA 16 Makassar menerima uang Rp 7,5 juta dari orang tua Siswa, menurut nya Kepala sekolah SMA 16 , ditanggapi dengan bijak dan santai memberikan klarifikasi kepada media ini,hari Sabtu tanggal 29/06/2024.
Lanjut Puang Ucu sapaan akrab nya, bahwa, seharusnya langsung tanya ke saya ( red Kepada sekolah) ,bahwa itu oknum…! diakui memang beberapa hari ini sudah ada beberapa oknum makelar, keluar masuk ke sekolah menekan dan memaksa untuk memasukkan orang/ Casis ke SMA 16.
Masih kata Puang Ucu, waktunya Makelar PPDB bergerak, dengan mengatas namakan sekolah,,, padahal itu hanya modus.Jadi seharusnya orang tua Siswa harus bertanya langsung ke Kepala sekolah supaya tidak jatuh kepada makelar, kemudian Juga orang tua siswa harus ketahui diminta untuk memberikan uang kepada seseorang itu perlu jelas siapa oknumnya diberikan uang sebanyak itu, karena jelas nya sekolah tidak pernah menerima,dan itu sangat dilarang Oleh pimpinan bahkan kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ada edaran, jangan ada pungli di lingkup Dinas Pendidikan Provinsi.ungkapnya.( Ical)