Proyek Rekonstruksi Sungai Ujung Bulo Tanralili Bernilai Miliaran Ambruk Pendampingan Kejaksaan di Pertanyakan

MAROS.LEMKIRANEWS.Id

aktivis Lembaga Monitoring Kinerja Aparatur Negara LEMKIRA INDONESIA angkat bicara:
menanggapi runtuhnya Proyek Rekontruksi Bangunan Pengaman Sungai Ujung Bulo Desa Allaere  Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros yang mengalami longsor atau runtuh setidaknya sepanjang 50 meter. Itu belum lagi keretakan yg terjadi sepanjang dinding pengaman sungai atau TALUD tersebut kata Aktivis LSM.

Sebenarnya dari hasil pengamatan kami dilapangan tahun lalu sebelum kejadian ini memang dibeberapa titik pada dinding bangunan pengaman sungai tersebut banyak retakan retakan yang parah disepanjang dinding bangunan.

Bangunan Pengaman Sungai Ujung Bulo yang diperkirakan panjangnya sekitar 200 meter bahkan lebih. Selain itu kondisi tanah dibelakang dinding pengaman sangat mengkhawatirkan karena juga terjadi retak memanjang dan sangat mungkin terjadi longsor susulan dan kalau itu terjadi maka kerusakannya bisa sangat besar.

Pergeseran dinding bangunan bisa disebabkan adanya masalah pada pondasi atau karena timbunan tanah dibelakang dinding bangunan yang kurang padat.

Taksiran kami tingkat kerusakan pada bangunan pengaman sungai Ujung Bulo ini diatas 50% dan sangat berpotensi menimbulkan kerugian keuangan negara yang besar.

Sebagaimana diketahui Anggaran yang digunakan tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Maros Pada Tahun 2023 Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros Sebesar Rp. 6.172.925.000.00,- waktu pelaksanaan pertengahan tahun 2023.

Aktivis LSM, mengungkapkan, dari kejadian ini ada beberapa hal yg menjadi konsen kami pertama dugaan bahwa pihak pelaksana proyek atau pihak kontraktor tidak mengikuti spesifikasi teknis sebagaimana diatur dalam kontrak. Kontruksi kelihatannya tidak kuat ditandai banyak sekali retakan dan patahan, ada dugaan bahwa jenis batuan yg digunakan pada pasangan dinding adalah batuan yg mengandung kapur ini berdasarkan informasi dari masyarakat. Kedua seperti apa sebenarnya desain dari konsultan perencana apakah sudah sesuai kondisi dilapangan, sebagai konsultan perencana tentu dalam membuat rancang bangun sudah menghitung segala aspek dan potensi kerusakan yg akan timbul termasuk ketika terjadi bencana alam, jangan sampai alam yg disalahkan sementara konstruksinya yang tidak sesuai atau pekerjaan kontraktor yg tidak sesuai. Begitu pula dengan konsultan pengawas, Konsultan pengawas ini kami pertanyakan kinerjanya dalam mengawasi kalau konsultan pengawas tegas dan aktif monitoring dan evaluasi maka kejadian seperti ini bisa dihindari. Kalau konsultan kerja dengan benar, tegas akan didapati kualitas pekerjaan yang baik tapi kalo sekali sekali ji datang pasti hasilnya biasanya tidak sesuai harapan ungkap Ismail. Disamping itu pengawas dari pihak Badan Penanggulangan Bencana sendiri bagaimana ? Dan yang terakhir adalah pendamping dari pihak Kejaksaan sebenarnya kerjanya apa sih .? Apakah kehadiran Kejaksaan bisa mengurangi kesalahan dilapangan atau bisa meningkatkan kualitas pekerjaan para kontraktor? Nyatanya banyak persoalan pada proyek yg dikerjakan oleh beberapa dinas yg sering disoroti oleh Lembaga Lembaga Sosial Masyarakat yang ada di Maros ini.

kami mendesak Polda Sulsel untuk melakukan penyelidikan runtuhnya bangunan pengaman sungai Ujung Bulo ini.
Ini tidak bisa dibiarkan walaupun masih tahap pemeliharaan oleh pihak kontraktor.( *)

Risal
Author: Risal

Pemimpin Umum /Pemimpin Redaksi Lemkiranews.id

Pos terkait