Oleh : Anly.
Sinjai, Lemkiranews.id –
Deep learning adalah cabang dari machine learning yang menggunakan jaringan saraf tiruan untuk memproses data dalam jumlah besar dan mengenali pola kompleks secara otomatis. Teknologi ini menjadi tulang punggung berbagai inovasi modern seperti pengenalan suara, pengolahan gambar, sistem rekomendasi, dan analisis data besar. Dalam konteks pendidikan, deep learning dapat menjadi alat yang revolusioner untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran, khususnya di Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang fleksibel, personal, berbasis proyek, dan relevan dengan kebutuhan siswa. Dalam hal ini, pemahaman guru terhadap teknologi seperti deep learning menjadi sangat penting. Mengapa? Karena teknologi ini dapat membantu guru dalam berbagai aspek, baik dalam mendukung proses pembelajaran di kelas maupun dalam manajemen pendidikan secara keseluruhan.
1. Membantu Guru Memahami Kebutuhan Siswa Secara Personal. Setiap siswa memiliki gaya belajar dan kemampuan yang berbeda. Dengan deep learning, guru dapat menggunakan data pembelajaran untuk menganalisis pola belajar siswa. Misalnya, teknologi ini dapat membantu mengidentifikasi siswa yang membutuhkan bantuan tambahan atau memberikan rekomendasi materi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Ini sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang berfokus pada kebutuhan individu siswa.
2. Mempermudah Evaluasi Pembelajaran. Penilaian adalah salah satu tugas yang memakan banyak waktu bagi guru. Deep learning dapat digunakan untuk membuat sistem evaluasi otomatis, seperti menilai tugas berbasis teks, gambar, atau bahkan proyek berbasis video. Teknologi ini membantu guru menghemat waktu, sehingga mereka dapat lebih fokus pada aspek pengajaran.
3. Mendukung Pembelajaran Berbasis Proyek. Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek (PBL). Guru dapat memanfaatkan deep learning untuk membantu siswa membuat proyek teknologi, seperti aplikasi pengenalan wajah, analisis data lingkungan, atau sistem rekomendasi sederhana. Selain melibatkan siswa secara aktif, ini juga memperkenalkan mereka pada konsep teknologi yang relevan dengan dunia kerja masa depan.
4. Meningkatkan Literasi Digital Guru. Sebagai agen utama dalam pendidikan, guru perlu memiliki literasi digital yang baik untuk mengimbangi kebutuhan kurikulum modern. Pemahaman dasar tentang deep learning memungkinkan guru untuk: Memanfaatkan alat berbasis teknologi, seperti platform pembelajaran adaptif atau aplikasi analisis data pendidikan. Memberikan pengajaran yang relevan dengan era digital kepada siswa. Menjadi fasilitator yang efektif dalam mengintegrasikan teknologi di kelas.
5. Mendukung Pembelajaran Inklusif. Salah satu prinsip utama Kurikulum Merdeka adalah menciptakan pembelajaran yang inklusif. Dengan deep learning, guru dapat menggunakan alat seperti aplikasi penerjemah bahasa, pengenalan suara, atau pembelajaran berbasis gambar untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus. Teknologi ini dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang setara untuk semua siswa.
6. Mempersiapkan Siswa untuk Dunia Digital: Melalui pemanfaatan teknologi deep learning, guru tidak hanya mengajarkan materi tetapi juga mempersiapkan siswa untuk dunia kerja yang semakin digital. Proyek atau pembelajaran berbasis teknologi ini dapat menumbuhkan keterampilan kritis, kreativitas, dan inovasi pada siswa keterampilan yang sangat dibutuhkan di abad ke-21.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki peran sentral sebagai fasilitator yang mendorong pembelajaran berbasis siswa. Dengan memahami dan memanfaatkan teknologi deep learning, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih adaptif, efisien, dan inklusif. Teknologi ini bukan untuk menggantikan peran guru, melainkan menjadi alat yang memperkuat dan memperkaya praktik pengajaran mereka. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mulai memahami deep learning dan potensinya dalam mendukung transformasi pendidikan di era Kurikulum Merdeka. (Redaksi)
#Editor: Andi Aliyuddin.S.Pd#